Kamis, 18 Oktober 2012

FANFICTION [B1A4]: Issh.. Jinjja!!

EXCLUSIVE di blog saiaaaaa.... Karna udah ngga posting di note FB lagi,,,,
Oke check it outt..

Ingat,,, Take your COMENT!!!
thx..
Don't be Plagiarism!!!!!!!! I HATE IT!!!






Tittle            : Issh.. Jinjja!!
Author         : Muna Arakida aka HyeRim
Genre           : Friendship, Romance (?)
Rating          : PG 14
Length         : Oneshot
Cast             : Han HyeRim (Author^^)
                          JinYoung (B1A4)
                          Bae SuJi (Miss A)
                          IU
Desclimer   : Author Cuma pinjem nama mereka,, tapi ide cerita hasil imajinasi author yah,, ini cerita fiksi jadi kalau ada kesamaan cerita yang mungkin emang pasaran itu wajar. Don’t bashing and GO AWAY PLAGIATORS!! Happy and enjoy reading ^^





          Hey, aku HyeRim. Yeoja yang baru duduk di bangku kelas 1 Seoul SHS. Yeoja seperti apa aku? Yah, kebanyakan orang menilaiku sebagai yeoja yang ceria dan mudah sekali bergaul. Tapi, mereka semua tidak tau bagaimana sulitnya bergaul itu bagiku. Yah selama ini aku menganggapnya hal biasa. Tapi sejak aku menyukai seorang namja yang baru saja kuketahui namanya, ini menjadi masalah besar untukku. Apalagi setelah aku mencoba mendekatinya. Ini dia kisahku….

ooOOOoo


          Masih seperti hari yang biasa kulalui. Aku melihatnya lagi. Walaupun hanya beberapa detik saja, tapi sudah puas rasanya. Entahlah bagaimana awalnya aku memulai dengan kebiasaanku melihatnya dari kejauhan. Kalau diingat-ingat lagi, sejak pertama aku melihatnya mataku selalu tertuju padanya.

          Memang awalnya aku seperti melihat sosok sepupuku yang kukagumi, Jung Il Woo. Kenapa marganya berbeda denganku, entahlah. Dari pancarannya, dari tatapannya, dari caranya tersenyum, semua persis seperti sepupuku yang jauh di sana--karna aku tak ditakdirkan satu sekolah.

          Kalau boleh bercerita sedikit tentang IlWoo oppa, dia namja dingin. Yah, hanya sesekali menampakan guratan senyumnya. Dia lebih sering terlihat asyik dengan kesibukannya sendiri, tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

          Tapi dari situlah, aku mulai penasaran dengan sosok itu. Kalau dipikir lebih dalam, IlWoo oppa tidaklah sedingin yang kukira. Mungkin karna ia jarang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya—yang sibuk dengan bisnis keluarga.

          Kembali pada namja ini—yang menurutku mirip dengan IlWoo oppa—aku belum tau namanya sampai sekarang. Ingin kutanyakan pada temanku, tapi aku tak mau menambah masalah yang selalu kuhindari—dikira suka seseorang. Well, wajar sih, tapi risih juga kalau nanti setiap orang yang kutemui melihatku seperti makhluk asing.

          “Hey, melamun saja. Ah, kau merindukanku kan? Kekeke…” suara yang sudah familiar membuyarkan lamunanku.
          “Aish.. Jinjja, SuJi-ah! Narsis sekali, huh?” sanggahku.
          “Sedari tadi kulihat, kau sibuk melihat kearah sana…” tangannya serta matanya menuju arah di mana sedang kupandang. “…Aih, Kau suka dengannya?? Jinjja? HyeRim-ah?”

          Ya! Dasar yeoja cerewet. Ish.. Itulah salah satu sahabatku dari beberapa sahabatku. Sahabat yang benar-benar berbeda dari yang lain. Yah, walaupun aku harus sabar berbicara dengannya, karna kalau bisa diibaratkan dia seperti sepeda yang kempes. Lama sekali mengayuh. Hehehe,, Mianhe, SuJi-ah, kau tetap sahabat baikku..

          “Ya!! Ssst… Kau ini frontal sekali sih. Ish,, sudahlah sebentar lagi bel masuk berbunyi, kita harus mempersiapkan untuk UTS kali ini. Kajja!!” ajakku mengalihkan perhatian SuJi.

          Hari ini dan masih ada beberapa hari kedepan, sekolahku sedang mengadakan ujian. Dan kau tau, setiap kali aku keluar dan sedang belajar di luar ruangan, aku bisa melihat pesonanya semauku. Tapi, tetap dong harus menjaga pandangan, kalau tidak akan mendapatkan masalah nantinya. Apalagi orang tuaku tidak mengijinkan aku mempunyai seorang namchingu.

          Tak terasa sudah seminggu yang lalu UTS berakhir. Tapi yah, masih saja aku menginginkan masa itu. Bukan karena aku anak rajin yang ingin mengerjakan banyak soal yang merumitkan itu. Tapi karna aku sudah jarang melihat namja itu. Aku merindukan senyumannya.

          “HyeRim-ah! Aku kok benci sekali dengan namja yang sibuk itu.” Kata IU yang mengambil tempat duduk di sampingku.
          “Sudahlah. Sungmin memang begitu. Aish.. Aku tak mau mengingatnya lagi. Terlalu sakit untukku. Sst.. Kim songsaengnim sudah masuk.” Ujarku.

          Kau pasti bertanya-tanya, siapa sungmin itu. Dia namja pintar di kelasku. Yah dia juga baru mengikuti olimpiade setauku. Tapi, dia namja yang mengingatkanku akan kenangan buruk.

          Bisa dibilang dulu aku sangat dekat dengannya. Yah, aku menganggapnya sebagai teman. Tapi, sejak dia menjadikanku pelampiasannya saja, aku membencinya. Yeoja mana sih yang mau menjadi pelampiasan cinta?

          Sudahlah, dia sudah terkubur bersama guratan kekecewaanku dulu. Yang penting sekarang aku sedang penasaran dengan namja yang sering kuperhatikan itu. Hm,, apakah hari ini aku akan melihatnya lagi?

          Tak terasa bel istirahat berbunyi. Ini waktunya untuk makan siang, sedari tadi perutku sudah memulai konsernya. Yahaaa… Aku ingin sekali makan Seolleontang, pasti lezat.

          “Kajja SuJi-ah! Kita ke kantin. Aku sudah sangat lapar.”Ajakku kepada yeoja yang tengah mengepak buku-bukunya ke dalam tas.
          “Nae, chakhaman!!” Jawabnya yang masih sibuk dengan buku-bukunya. “Kajja!!!” ujarnya sambil menarik tanganku.

          Suasana kantin masih ramai seperti biasanya. Untung saja aku masih menemukan satu meja yang kosong. Jadilah sekarang aku yang menunggu SuJi yang sedang mengambil menu makan kami.

          Kuedarkan pandanganku kesegala penjuru. Mengamati setiap orang yang juga tengah menyantap makanan dan ada juga yang sedang mengobrol. Beruntunglah aku duduk di pojok kantin dekat kaca, jadi aku juga bisa melihat pemandangan indah di lapangan basket, hihihi…

          “Ini. Ayo kita makan!” SuJi datang sambil meletakkan dua buah mangkok dan dua minuman yang berbeda. Segera kusantap sup yang sudah menari-nari menggodaku. Hmm…

          “Kau masih mengamatinya saja. Kenapa tidak mendekatinya?” suara SuJi memecahkan kesibukanku yang sedang menikmati dua hal, sup dan namja itu.

          Aku tersedak karna ucapanya. Ya! SuJi-ah!! Kau ingin membuatku mati konyol dengan tersedak makanan karna ucapanmu itu! Aishh… Jinjja. SuJi menyodorkan minuman ke arahku. Dengan cepat dia berdiri ke arahku. Tangannya juga menepuk-nepuk punggungku dengan telaten.

          “Sudah cukup. Ya! Sudah kubilangkan jangan frontal begitu! Jinjja!! Ish…” sergahku segera.
          “Ya, HyeRim-ah! Jangan mengagetkanku! Ish… Nae arraseo. Sudah habiskan makananmu. Aku saja yang porsinya lebih besar darimu sudah habis.” Ucap SuJi.
          “Nae. Mm, kau tau tentangnya?” kataku diselingi memasukan makananku.
          “Mm, nae. Dia JinYoung. Namja yang menurutku baik. Tapi, HyeRim-ah, kelakuannya agak gimana gitu, yah aslinya sih baik. Tapi, dia terkontaminasi dengan teman-teman barunya.”

ooOOOoo

         
          Ishh… Jinjja..
          Aku sudah tak tahan lagi memendam rasa yang sangat mengganggu konsentrasiku ini. Dan kau tahu, sekelebat muncul ide-ide konyol yang aku jamin mungkin kalian akan malu jika melakukannya.

          Tapi bagaimana? Hal ini terus menghantuiku. Aku pun tak tahu bagaimana melupakannya. Ishh… Dan tanpa kesadaran penuh aku melakukan hal ‘memalukan itu’.

          ‘Saranghae, jeongmal saranghae, JinYoung-ah. Sejak saat aku mulai memperhatikanmu, entahlah terasa seperti tersengat listrik. Getaran pun mulai tercipta. Pandangan ini pun juga tak berpaling. Aku tahu bahwa kau tak mungkin bersamaku. Tapi setidaknya aku telah menyatakan apa yang kurasa. Maaf jika aku mengganggumu. Perlu kau ketahui, mungkin aku tak kan bisa bersamamu. Karna dunia kita berbeda. Aku tahu kamu, tapi kamu tak tahu aku. Mianheyo… Mianheyo.. Mianheyo.. Saranghae, JinYoung-ah….Jeongmal… Saranghae JinYoungie…’

          Seperti itulah pesan singkat—yang mungkin sudah bukan singkat lagi namanya—yang aku kirimkan pada namja yang memenuhi pikiranku dengan nomor ponsel lain tentunya.

          Ishh.. Pabo!!!, kira-kira begitulah yang dikatakan SuJi padaku. Habis bagaimana lagi, saat itu aku benar-benar kehilangan sebagian akal sehatku. Akupun kesal sendiri. Kenapa aku bisa bersikap seperti itu.. Ishh jinjja!!!

          Setelah kejadian itu, aku sering mengirim pesan pada namja itu. Pasti kalian bingung kenapa itu bisa terjadi?

          ==flashback==

          Ddrrt.. dddrrrtt…
          Oh No!! Dia membalasnya!!

          ‘Nuguya?’

          ‘Aku seseorang yang mencintaimu tetapi tak bisa memilikimu’

          ‘Nugu?’

          ‘Kau tak perlu tau akan hal itu. Karna kau tak mengenalku’

          ‘Sebutkan saja namamu. Bukankah kau bilang kalau aku tak mengenalmu. Tak ada salahnya kan?’

          ‘Tak bisa. Nanti kau akan tau aku. Dan akupun akan malu padamu. Mianhe..’

          ‘Kalau kau tak menyebutkan namamu, aku akan ber-negative thinking padamu.’

          ‘Jaebbal jangan melakukannya. Tapi janji jangan marah padaku? Mau berteman juga denganku.’

          ‘Nae, arraso.’

          ‘Jeongmal?? Janji?’

          ‘Nae. Nan jeongmalyo.’

          Dddrrttt…

          ‘Maaf pulsa anda habis silakan isi ulang kembali’

          Isshh.. Jinjjayo!! Kenapa hal ini bisa terlupakan olehku? Aku kan menggunakan nomor lain yang memang sengaja hanya sekali pakai. Huh.. Dengan tekat yang kuat.

          ‘Annyeong. Ini aku yang tadi mengirimkan pesan padamu. HyeRim imnida’

          Dengan helaan nafas panjang, kutekan tombol sent. Aishh… Otteokhae?!!!

          ‘Ah, arra. Kau juga satu sekolah denganku?’

          ==flashback END==


Tapi kali ini tak ada satupun balasan darinya. Aku sendiri bingung dan putus asa. Karna itulah aku melakukan hal bodoh yang kedua -_-

          ‘Waeyo?? Kenapa tak membalas pesan2ku? Bukankah kau bilang akan berteman padaku? Kau juga janji kan tak akan marah padaku? Tapi kenapa kau tetap tak membalas semua pesan yang kukirimkan padamu?’

          Aku kirim pesan yang mungkin menuntut itu. Dan mungkin akan dianggap sok kenal, ih siapa sih, kan aku bukan namchingumu, dan sebagainya. Masih pagi, memang baru jam tujuh seperti yang kulihat di jam digital ponselku.

          Tapi ini sedang holiday. Akupun sedang tak ada kerjaan. Jadilah aku kirim teman-temanku sebuah pesan bertanya kabar dan ajakan untuk saling berkirim pesan.

          Banyak sekali balasan yang kuperoleh, tapi tidak dengan namja yang pesannya sangat kuharapkan. Aishh.. Jinjja!!!

          Hal bodoh terulang lagi. Dan kali ini sungguh sangat bodoh menurutku. Tak habis pikir aku akan melakukan hal yang ‘uhh’ sekali.

          ‘Baiklah. Sepertinya kau benar-benar marah padaku. Sebaiknya kita akhiri saja. Mungkin hanya aku yang terobsesi saja di sini. Mianhe telah mengganggu hidupmu. Aku janji akan meninggalkan hidupmu jika maumu begitu.’

          Tak ada balasan….

          ‘Mianhe JinYoung-ah. Kenapa masih belum menjawab pesanku? Sebegitu marahkah kamu padaku? Marah karna telah masuh ke dalam hidupmu? Katanya kau tak akan marah padaku? Mana janjimu itu? Aku menyesal telah memberitahumu!! Mulai sekarang aku akan meninggalkan hidupmu jika kau tak menginginkan kehadiranku dalam roda kehidupanmu. Mianhe.. Gomawo’

          Benar-benar tak ada satu jawaban pun yang muncul di layar ponselku. Apakah memang aku tak pantas untuknya. Aku memang bodoh. Aishh.. Jinjja!!!

          Setelah setengah jam aku tak menemukan setitik jawaban itu, kuputuskan untuk mensilent ponselku dan meninggalkannya di kamar. Langkahku menuju ruang tengah. Kunyalakan TV dan menjelajah channel-chennel mencari saluran yang bisa menghiburku saat ini.

          Tak terasa hari sudah sore. Aku memutuskan mengambil ponselku. Tak ada sedikit harapan dalam benakku kalau ia akan membalas pesanku.

          Naega……

          ‘******!!! Kau kira aku namja apaan hah? Aku tak terima dikatai seperti itu oleh seorang yeoja!! Perlu kau tau, aku tak membalasmu karna aku tak punya pulsa!! Jaga kata-katamu itu!!’

          Jinjja???!! Waeyo?? Tak sadar sudah merembes air mataku. Mengalir menumpahkan segala keterkejutanku dan kekecewaanku. Haruskah aku memutar waktu agar kembali lagi dan memperbaikinya??

          Omona~ Kenapa kata-katamu seperti itu? Aku baru pernah dikatai seperti itu oleh seorang namja. Haruskah begitu? Geurae, aku yang salah. Aku minta maaf. Mianhada. Tak seharusnya aku mengganggu hidupmu. Mianhe. Gomawo ToT’

          ‘Nae, cheonma’

          Sebegitu sakitkah hati ini merasakan pahitnya kenyataan yang tak pernah terlintas dalam pikiran dan benakku. Ya, aku memang yeoja pabo! Aku yeoja pabo!!! Hiksss… Huaaaaa…….

          Dan seperti itulah kisahku. Berakhir sendu. Walau aku sendiri ingin melanjutkan kisah yang berakhir bahagia, tapi itu tak nyata saat ini. Yang bisa kulakukan adalah berharap.

          Berharap ia mau memaafkan kesalahanku. Berharap akan melakukan hal bodoh yang mungkin menyakiti hatinya. Berharap dan sangat berharap kalau kami bisa berteman dengan hubungan yang lebih baik dari sebelumnya. Yah, itu harapan kosong mungkin. Setidaknya aku telah membuat beberapa harapan. Terkabul atau tidaknya itu urusan belakang.

ooOOOoo

          Gomawo telah membuatku gelisah karna terus memikirkanmu sejak awal. Gomawo telah membuatku melakukan hal yang memalukan seumur hidupku. Gomawo telah membuatku merasakan sakitnya rasa yang awalnya membawaku terbang melayang ke dalam angan.

          Ishh.. Jinjja!! Gomawo…


~~END~~


take your coment plz....



Sudah pernah dipublish in other blog and note FB, tapi di hapus, dan dikumpulkan dalam blog ini..
So, jangan anggap ini hasil plagiat, karena ini murni bikinan Author
Written: @Arakida still on BLING BLING ^^
DON'T COPY THIS POST IN OTHER BLOG OR SITE!!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar