Masihh dengan FF ini… ayooo terus baccaa,,
tarik mang (?)
Jangan lupa RCL-ya…..
Tittle : Heartbreak
Author : Muna Arakida aka HyeRim
Genre : Romance,
Friendship
Rating : G
Length : Chapter
Cast : Cho HyeMi (OCs)
Choi MinHo
(SHINee)
Park EunJung
(OCs)
Kim HaNi
(OCs)
And Other
Cast
Desclimer : FF
ini meluncur dari otakku. Jadi asli BIKINANKU. Dan ini hanya cerita fiksi
belaka. NO BASHING here!
Seorang namja tengah duduk di depan
beranda kamarnya. Matanya lurus ke depan. Namun kosong. Sepertinya dia sedang
memikirkan sesuatu. Tangan kanan yang semula di gunakan untuk menumpu kepalanya
ia masukan ke saku celananya. Ternyata ia mengambil ponselnya.
Dilain tempat yeoja dengan mata
sendunya sedang melihat layar ponselnya dengan tangan gemetar. Dilemparnya
benda tadi ke atas kasur.
“Wae? Kenapa seperti ini? Aaarrgh…..
Eomma……….”
ooOOOoo
“Sudahlah… Dia tak pantas mendapatkan
cinta tulusmu. Apalagi namja itu telah menduakan yeojanya. Tandanya namja itu
memang hanya main-main dengan para yeoja. Sudah jangan menangis lagi. Terlalu
berharga air matamu untuknya. Sudah, ada aku di sini..”
Namja tadi memeluk yeoja di depannya
yang masih tampak sibuk mengucurkan cairan hangat dipipinya. Kemudian, namja
tadi segera melepas pelukannya dan menyentuh pipi serta mata yeoja tadi untuk
menghilangkan luluhan hangat itu.
“Gomawo, Bumie-ah…”
Yeoja tadi mengaitkan kembali
tangannya pada pinggang kekar sosok di depannya. Yang diperlakukan begitu hanya
bisa menepuk-nepuk punggung yeoja tadi.
“Kajja kita pulang! Sudah berjam-jam
kita di sini. Dan sepertinya aku akan kena marah songsaengnim besok.”
“Ahh… Ternyata sudah sore. Mianhe…”
“Gwaenchana.. Lagian aku senang bisa
bersamamu. Di sana tak ada yang sepertimu. Bahkan aroma tubuhmu tak ada yang
sama dengan yeoja-yeoja di sana.”
“Ya! Berarti kau telah memeluk puluhan
yeoja di sana, huh? Dasar! Kukira kau hanya memeluk boneka-boneka yang ada di
butik.. Hahahahaha…”
“Ya! Pinguin!! Mau ke mana kau! Awas,
aku pasti akan mencincangmu menjadi dulbogi!!”
Keduannya berkejaran menuruni tangga
hingga ke kelas sang yeoja. Di dalam kelas, yeoja itu mengambil tas birunya dan
bersembunyi di balik lemari yang terpampang di ruangan itu.
“Ya! Sembunyi di mana kau, pinguin!!
Awas kalau sampai aku menemukanmu! Tamat riwayatmu! Dulbogi pinguin
sepertinya lezat! Em, atau samgyetang pinguin? Mungkin galbi pinguin juga tak
kalah lezat. Hahahaha…”
ooOOOoo
Cinta memang sulit dimengerti. Entah
datang dari mana. Membuat orang yang merasakannya memiliki rasa yang tak biasa.
Indah, sisinya memang indah. Namun, satu sisi ia akan kejam. Membrutal semua
pikiran dan perasaan hingga terkadang akan terlintas jalan keputus asaan.
Seperti yang kini dialami yeoja lemah
yang tengah terbaring tak berdaya di suatu tempat. Beberapa slang dan
kabel-kabel menghinggapi setiap sudut tubuh pucatnya.
Bunuh diri. Itu yang sempat
terpikirkan yeoja lemah beberapa waktu lalu. Banyak goresan di lengan kanannya.
Entah apa yang terjadi hingga ia berbuat senekat itu.
Memutus jalan penting aliran darahnya.
Tak cukup di situ. Ia juga menegak beberapa pil yang entah ia dapatkan dari
mana. Hingga mengakibatkan busa menyembur dari mulutnya.
Miris memang. Jalan pikirannya pasti
sedang kacau. Baru pernah ia seperti itu. Mungkin putus asa sudah menjalar
cepat hingga ia bertindak demikian.
ooOOOoo
‘Sudah seminggu tak ada kabar darinya.
Apakah ia marah aku telat membalas semua pesan, wall serta mention-nya. Tapi,
aku merasa ada sesuatu yang tak enak. Ah, tidak. Ia pasti baik-baik saja’.
Yeoja berbalut t-shirt ungu tengah
duduk di depan beranda kamarnya. Gelisah sepertinya. Ia memainkan kukunya.
Memang kebiasaannya jika sedang tak tenang.
Dddrt… drrtt…
“Yeoboseyo..”
“………..”
“Ah, ne. Aku ke sana.”
Kedua tumpuan badannya berlari masuk
ke kamar. Tangannya menyambar cepat jaket bulu kesukaannya dan mengenakannya.
Tangannya memutar kenop pintu dan membukanya cepat. Melesatlah ia menuruni
tangga yang mengantarnya di bibir depan rumahnya.
Mobil pribadinya telah setia
menunggunya. Namun ia abaikan, karna ia masih tetap berlari hingga keluar dari
gerbang yang menjulang. Tubuhnya berbelok ke arah kiri badannya.
Masih berlari. Ia coba keluarkan
ponselnya. Oh, tidak. Air mukanya berubah. Sepertinya benda kecil tapi penting
itu tertinggal di atas tempat tidurnya ketika ia menggunakan benda yang
menghangatkan tubuhnya.
“Ah, tertinggal. Sudahlah, lagian
percuma tenagaku sudah berlari sejauh ini. Lebih baik aku teruskan saja.”
Tak lama ia sampailah di depan sebuah
rumah bernuansa klasik. Gerbangnya yang lebih tinggi dari gerbang sebelumnya
menyambut kedatangan yeoja yang sedang terengah-engah.
“Hsh..hhh..hhh..hh Untung.. hhh..
sampai..hhhhh.. juga….hhh..”
Seorang namja dengan pakaian serba
hitamnya menghampirinya. Sepertinya mereka sudah saling mengenal. Dibukanya
gerbang otomatis itu hingga tubuhnya bisa melewatinya.
“Gomawo, ahjusshi..”
Kedua kakinya memasuki ruangan luas
nan indah itu. Seperti yang sudah diduganya, ia menuju lantai atas. Langkahnya
berhenti sebentar di depan sebuah pintu.
ooOOOoo
“Dasar namja tak tahu diri!! Argh…
Kukira dia namja baik!! Ternyata…. Tak lebih baik dari singan yang menerkam
mangsanya!!”
Yeoja yang hanya berbalut baju tipi
situ sedang mencabik-cabik boneka yang memang selalu menjadi sasarannya ketika
ia sedang kesal.
“Kenapa justru dia membela yeoja jelek
itu, huh?!! Ya! Awas kau HyeMi, berani kau menggoda namjaku. Tak akan kubiarkan
kalian bersama!!!”
Cabikannya semakin mengganas hingga
boneka yang sebenarnya lucu itu menjadi tak berbentuk oleh ulah yeoja itu. Dan
sepertinya tangan putih yeoja tersebut kini memerah.
Jari-jari merahnya kini beralih ke
benda tipis di atas mejanya. Jarinya lincah menyusuri setiap permukaan
mulusnya. Sorot matanya pun kini berubah. Seringai kecil tapi mampu membuat
orang yang melihatnya bergidik ngeri jelas terlukis di wajahnya.
ooOOOoo
Cat putih pucat dengan bau yang
menyerbak terasa sekali di ruangan sepi ini. Hanya ada seseorang yang tampak
menikmati tidurnya yang terlihat damai. Tak seperti biasanya ia tampak seperti
itu.
Sudah pukul delapan sekarang. Sinar
mataharipun telah mencuat menembus korden transparan di satu sisi ruangan itu.
Namun sepertinya sosok lemah itu enggan membuka matanya.
Gerakan lemah mulai terlihat pada jari
lentik pucatnya. Ditambah dengan gerakan kecil matanya yang mencoba membuka.
Sudah seminggu memang ia tak menikmati suasana pagi seperti ini. Itu karna ia
sedang menikmati masa damainya kala itu.
Butuh waktu dua menit untuk membuka
kelopak matanya yang terasa seperti di lem. Berhasil juga manic itu menikmati
dunianya kembali.
“Arrgh……..”
Tangan lemahnya mencoba menyentuh
keningnya yang sedang berkerut. Entahlah, ia merasa kepalanya terasa dihantam
benda berat. Erangan kecilpun terdengan di ruangan yang dari tadi hening.
“I…ini.. Aargh… diii… mmana.. shhh..
Arrgghhh…”
Matanya berkali kali terbuka dan
tertutup kembali. Mencoba mengurangi rasa sakit luar biasa di kepalanya. Tangan
mungilnya pun masih memegangi keningnya. Bahkan kini mulai meremas rambutnya.
Dilain tempat yeoja dengan jaket bulu
tengah mengetuk pintu di depannya. Tak lama orang yang ingin ditemuinya keluar
dan menarik tangan yeoja itu kasar. Membawa yeoja itu masuk ke ruangan nuansa
hijau dengan aroma yang sudah khas dihidung mungil yeoja tadi.
ooOOOoo
Pagi ini bangunan besar di suatu sudut
kota tengah ramai. Para siswanya berlarian ke arah pintu megah yang bertengger
di muka bangunan itu. Tampak seorang namja tengah sibuk dengan ponselnya.
From:
Chagi^^
Datanglah ke ruang music saat
istirahat.
‘Ish.. mau apalagi dia’
Namja tadi berhenti dengan
aktifitasnya. Dimasukannya ponselnya dengan kasr ke saku celana merahnya.
Langkah tegasnya menyusuri koridor-koridor yang kini tampak lenggang.
Tok.. tokk… tokkk…
Namja tadi membuka pintu. Masuklah ke
dalam ruangan yang kini penuh dengan sorot heran dari beberapa pasang mata.
Dihiraukannya tatapan itu dan membukungkuk sekilas ke arah yeoja dengan rambut
disanggul rapi.
“Ya! Choi MinHo!!”
Merasa namanya dipanggil, ia balikan
tubuh atletisnya. Ditatapnya manic coklat didepannya dengan tatapan tak salah.
Sepertinya ia akan mendapat masalah. Songsaengnim yang sedang ia hadapi adalah
guru terkiller di sekolahnya.
“Wae Kim Sonsaengnim??”
Merasa namanya diucapkan dengan nada
merendahkan. Ia dekati namja tadi dengan tatapan seringainya. Ya, Kim Nam Gil.
Sebenarnya guru yang baik. Namun, karena sifatnya yang tegas dan disiplin,
murid-murid sering sekali menyebutnya dengan sebutan ‘singa aneh’.
Guru tampan yang satu ini memang susah
sekali ditebak. Air mukanya tak menampakkan apa yang sedang ia rasakan. Jadi,
setiap orang yang mengenalnya akan beranggapan bahwa dia aneh.
Senyumnya yang sebenarnya manis itu
kadang disalah artikan oleh murid di sekolah itu. Entah itu senyuman tulus
darinya atau hanya sedang menguji nyali orang yang melihatnya.
“Bisakah kau lihat jam berapa
sekarang?!”
“Ne, jam delapan lebih sepuluh menit.”
“Bukankah sudah sepuluh menit yang
lalu bel berbunyi?!”
“Ne. Wae?”
“WAE??!!! KKAU BERANINYA KAU
MENANTANGKU, CHOI MINHO!!!!!!!”
ooOOOoo
Sebenarnya ada apa dengan EunJung??
Penyakit apa yang diidapnya? Apa yang akan terjadi dengan HyeMi?? Hal nekat apa
yang akan diperbuat HaNi pada HyeMi?? Dan bagaimana nasib MinHo???
~~TBC~~
Gimana
gimana?? Bingung?? Bagus?? Gaje?? Whatever lah,, yang penting minta komenannya
yah…. Tolong hargai saya… Gomawo *bow.90.derajat*
Sudah pernah dipublish in other blog and note FB, tapi di hapus, dan dikumpulkan dalam blog ini..
So, jangan anggap ini hasil plagiat, karena ini murni bikinan Author
Written: @Arakida still on BLING BLING ^^
DON'T COPY THIS POST IN OTHER BLOG OR SITE!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar