Tittle : An Expectation of Love
Author : Muna Arakida
Lenght : Twoshoot
Lenght : Twoshoot
Cast : Lee Eun Hee, Park Joo Won, Kim Jonghyun (Jjong-ppa)
Genre : Friendship, Romance, Sad
Note : The cast is not real. And the story is really my imagination. Hope you happy! Happy and enjoy reading ^ ^!!
Perhatian!! Efek dari baca FF ini adalah nagis Bombay atau hanya sesakan dada (?)
Seperti biasa Eun Hee membonceng sepeda Jonghyun menuju kampus mereka.
Tampak sekali keakraban diantara keduanya. Namun, mereka putuskan untuk
makan es krim di café dekat kampus sebelum berkutat dengan segala hal
tentang music.
“Kau tahu, dia tersenyum manis padaku”
“YA! Sudah puluhan kali kau mengatakannya huh.”
Yang dimarahi malah tersenyum jahil.
“Ah, kau cemburu~”
“Ani!” sanggah Jonghyun cepat. Lalu buru-buru keluar café. Dinaikinya
sepeda kesayangannya. *mirip kayak punya Yong Hwa di Heartstring*
“Jonghyun-ah... Hei, jangan menatap seperti itu padaku!” protes Eun Hee menghentikan laju sepeda di depan sepeda.
***
Setelah kejadian tadi pagi, suasana kembali mencair. Memang, Eun Hee
jago membuat feel sahabat sekaligus tetangganya itu kembali baik.
Awalnya, Jonghyun tak tahu jika notes yang diterimanya saat ia tertidur
di perpustakaan dari Eun Hee. Tapi, setelah melihat seorang yeoja
berambut panjang itu menekan tuts-tuts dengan indah dan menghasilkan
lantunan yang menenangkan hati. Jonghyun tahu bahwa itu yeoja yang
sangat ia sukai, tidak cintai lebih tepatnya.
Jonghyun pun mengambil posisi di sebelah Eun Hee. Dan duet tuts (?) pun
terjadi. Sesekali Eun Hee menatap Jonghyun dan senyuman namja itu yang
ia dapatkan.
***
Terlihat seorang namja berjalan sambil memainkan I-Pad nya yang tanpa
ia sadari seorang yeoja dari arah berlawanan sedang kesusahan membawa
banyak tumpukan buku. Dan....
“Oh, mianhe..” suara berat itu reflek menghentikan aktivitasnya semula lalu memunguti buku yang berserakan.
“Gwenchana...” ucapannya terhenti ketika ia mendongkakan kepalanya.
Eun Hee masih tidak percaya, namja yang selama ini ia kagumi berada di
seberang meja sambil menyeruput milkshake coklatnya. Suara berat
menghentikan kebengongannya (?)
“Btw, kenapa kamu membawa banyak buku?”
“Oh~ Aku diberi tugas untuk mengkolaborasi berbagai jenis music ke dalam sebuah mini opera.”
Namja yang sedari tadi memakai topi ‘Nike’ hitam melepaskan dan meletakkan topinya di atas meja menyusuri pikirannya.
***
“Kenapa tak terlintas ide seperti ini olehku. Hahaha...”
“Mungkin karna takdir ingin mempertemukan kita.”
DEGG!! Tawa keras teah beralih ke keterkejutan. Matanya terbelalak
hingga membuat mata sipitnya membulat. Tak percaya dengan jawaban yang
kedengaran ‘enteng’ itu. Eun Hee masih belum melangkahkan kakinya.
Dirasakannya ada tangan lain yang menarik tangannyadan si punya tangan
itu tersenyum lembut pada yeoja yang masih tercengang.
***
‘Tak seperti biasa Jonghyun tak kemari’, piker Eun Hee. Ia mengenakan
t-shirt biru muda dipadukan dengan celana jeans. Dikeluarkannya
Handphone touchscreen putih dengan ornament-ornamen kecil nan lucu,
sesaat diletakan ditelingannya. Namun, ia kembali melakukan lagi
(menelfon-red). Wajah kesal terlukis pada wajah baby face-nya.
Malam itu, Eun Hee memutuskan pergi ke rumah sahabatnya yang berada
persis di samping kanan rumah bernuansa tradisional-modern itu. Tekanan
bel telah berulang-ulang ia lakukan, namun si punya rumah belum
menampakkan batang hidungnya.
***
“YA! Kenapa semalam kau tak ke rumahku kemarin?”
“Aku pikir kau kelelahan setelah menonton mini opera kemarin” jawab suara datar itu.
Kecemberutan yeoja itu lepas dan diganti dengan mimik terkejut. ‘Dari mana dia tahu’, usiknya dalam hati.
“Mwo? Kau melihatku kemarin? Kenapa tak memanggilku?”
“Aku tak ingin merusak suasanamu” jawabnya datar (lagi). Padahal dalam
hati namja itu, terasa ribuan pisau menyayat bahkan mencabik-cabik,
sakit. Namun ia tutupi rasa sakit itu dengan ekspresi cool-nya.
Masih terasa janggal dalam pikiran Eun Hee. Wajah cool-nya memang bisa
mengecohnya. Tapi tidak dengan kebiasaan sedih namja yang sangat ia
khawatirkan.
Tujuan pertamanya pasti ruang musik yang beberapa hari lalu menjadi
saksi keakraban mereka. Jonghyun memainkan lagu It Hurts-nya 2NE1. Wajah
sendu terlihat jelas. Hingga tak disadari buliran bening menyentuh
lembut pipinya.
Eun Hee merasa bingung dengan situasinya kali ini. Situasi di mana baru
pertama kali ia hadapi. Dua orang namja yang sangat ia sayangi terlibat
dalam situasi itu. Sungguh membuatnya bingung.
Terdengar lagu Romantic milik SHINee pada kedua telinga. Ia menoleh
pada sosok namja yang kini duduk di sebelahnya. Headset yang dipasang
Joo Won sedikit meringankan perasaan yang dirasa membingungkan itu.
“Kulihat kau melamun sedari tadi?” ucap Joo Won mengawali pembicaraan.
“Mwo? Kau melihatku sedari tadi?” wajahnya sedikit terkejut.
“Ne~ Apa ada masalah?”
“Oh.. Ani-ani!!” potong Eun Hee.
Namja itu kini jongkok didepan yeoja yang tengah menunduk. Tatapan dalam itu berhasil membuat Eun Hee salah tingkah.
“Ah.. Aku harus pergi. Mianhe.” Kata Eun Hee membuyarkan suasana yang
sebenarnya telah lama ia tunggu. Namun tatapan sesosok namja yang kini
berusaha pergi menghindarinya, membuat hal itu terjadi.
***
“TUNGGU!!” teriakan yeoja menhentikan langkah kaki si punya sepatu kets putih.
“Jonghyun-ah, aku harus bicara denganmu” suaranya terengah-engah.
Bangku taman menjadi saksi bisu antara dua sejoli itu. *Bayangkan taman
di BBF, waktu Jan Di lihat Ji Hoo main biola*. Yeoja terlihat menarik
nafas panjang lalu memulai pembicaraan.
“Jonghyun-ah, antar aku dengan Joo Won tidak ada apa-apa...”
“Ada apa-apa juga tak masalah. Apa hubungannya denganku.” Jawaban datar (lagi) yang diterima Eun Hee.
DEGG!!! Jawaban itu serasa menghentikan kerja jantungnya. Tak disangka
jawaban itu meluncur dari bibir sahabatnya. Terasa sakit mendengannya.
Seperti tak ada kepedulian lagi.
Perasaan bingung kembali menyelimutinya. Kali ini lebih membingungkan.
Bingung akan tingkah Jonghyun padanya. Sebenarnya dia tahu kalau
Jonghyun mencintainya, namun ia sembunyikan. Ia tak mau jika ada noda
yang membercak di jalinan persahabatannya. Ia tak ingin jika kedepannya
mereka tak dapat bersahabat lagi.
“Kau....” suaranya bergetar. Mata sipitnya membulat (lagi) dan terasa
panas sekarang. Entah kenapa Eun Hee merasa sakit yang belum pernah ia
rasakan sebelumnya. Ketara sekali sesegukan memecahkan kesunyian.
Ditutupinya wajah yang basah dengan kedua tangannya. Sebenarnya aneh
juga. Jawaban Jonghyun menandakan ia tak marah akan kedekatannya tapi
jika diingat hingga akhir kalimat, terasa tikaman dalam hingga rasanya
darah bercucuran meremuk hati yeoja yang kini menenggelamkan wajahnya
pada kedua kakinya.
To be Continued...
Sudah pernah dipublish in other blog and note FB, tapi di hapus, dan dikumpulkan dalam blog ini..
So, jangan anggap ini hasil plagiat, karena ini murni bikinan Author
Written: @Arakida still on BLING BLING ^^
DON'T COPY THIS POST IN OTHER BLOG OR SITE!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar