Rabu, 17 Oktober 2012

FANFICTION [Super Junior, CN.Blue]: Painful


Tittle                :           Painful
Author             :           Muna Arakida aka HyeRim
Genre              :           Romance
Rating             :           G
Length             :           Oneshoot
Cast                 :           Jung NaNa (my friend=OCs or YOU)
                                    Choi SiWon (SuJu)
                                    Jung YongHwa (CN.Blue)
                                    Han HyeRim (authors^^ or OC)
Desclimer         :           This story is my imagination. Please don’t bashing and go away plagiator! Happy and enjoy reading ^_^






>>NaNa POV

          Hey, sore ini aku akan berkencan dengan namjaku. Dia namja yang telah membuatku gila karna bayang-bayangnya selalu memenuhiku.

          Aku sudah menantikan hal ini sejak lama. Aneh memang, sudah empat bulan cinta kami menyatu tapi baru pertama kali aku bisa bersama dengannya.

          Itu karna pertemuan yang tak disengaja. Saat itu aku sedang menunggu giliranku diperiksa oleh dokter Kim, dokter spesialis gigi. Ya, ini efek dari kecanduan makan es krim.

          Lalu saat namaku dipanggil, aku segera masuk ke dalam ruangan berukuran sedang itu. Tak disangka kepalaku menabrak dada bidangnya. Kami dalam posisi seperti itu  cukup lama. Hingga dia mengembalikan kesadaranku dengan suara indahnya.

          Leggo, Everybody on the left..
          Everybody on the right..
          Everybody body ev…

          “Yeoboseyo…”
          “Ne, oppa. Aku segera turun. Tunggu ya..”

          Sepertinya oppa gantengku sudah menantiku di depan rumah. Segera kusambar syal kesayanganku dan tas biru yang tergeletak di atas tempat tidur. Tak lupa kutatap wajahku lagi ke depan cermin.

          “Neomu yeppo….”

>>NaNa POV end

ooOOOoo


          Dua sejoli itu tengah berjalan dengan tangan yang saling terpaut. Terlihat sang yeoja membuka lebar senyumnya. Tak hentihentinya ia bersenandung kecil dengan menatap wajah dan tangan yang menggandengnya secara bergantian.

          “Oppa…” rengeknya sambil menggoyangkan tangan yang tergandeng itu.
          “Ne?” nemja disebelahnya menoleh pada yeoja  yang kini menatapnya.
          “Belikan aku es krim itu” suaranya terdengar menja. Jari telunjuk si pemilik suara mengarah ke sebuah titik.
          “Shireo! Nanti kau harus berurusan dengan dokter Kim lagi.”
          “Ani, Oppa.. Aku janji hanya sedikit saja” bantah yeoja yang memasang puppy eyes terbaiknya.

          Namja berpakaian kasual itu terlihat berpikir sejenak. Menyusuri pikirannya dengan melihat manic coklat milik yeojanya. Mencari kepastian yang ada.

          “Mm.. Janji hanya sedikit saja ne, chagi?”
          “Ne, Oppa!” jawabnya mantap.
          “Geure.. Kajja!”
          “Ah.. jinjja? Ne, kajja!!”

          Pautan tangan itu masih bekerja. Dengan goyangan kecil ke depan dank e belakang seirama dengan langkah riang mereka.

          Hari ini mereka terlihat gembira. Senyuman tak lepas dari keduanya. Sesekali mereka hanya saling tatap namun berakhir dengan semburat merah dikedua pipi mereka. Kadang tawa canggung mereka meledak.

          Berjalan-jalan di Namsan Park, menyantap ddubokkie di kedai yang mereka jumpai sampai terakhir menikmati senja yang mungkin terindah dalam kehidupan mereka di tepi sungai Han.

          Sungguh sudah seperti pasangan romantic didrama-drama saja, batin NaNa. Duduk berdampingan dengan tangan yang saling memeluk satu sama lain.

ooOOOoo


          “Oppa, gomawo untuk hari ini. Aku sangat senang . Ini hari terindahku.”

          Yeoja yang kini berdiri di depan rumahnya tak melenyapkan senyuman manisnya tangannya masih tak lepas mengaitkan tangan kekar namja di depannya. Sang namja belum bereaksi.

          “Oppa, gwaenchanayo?” ucap yeoja itu sambil menggerakan tangan mereka.
          “Ah.. Nan Gwaenchana. Cheonmane.. Mm.. Ada yang mau oppa katakana” suaranya terdengar ragu.
          “Ne?” jawab yeoja dengan nada ceria, berharap akan ada adegan romantis yang ada didrama-drama kesukaannya.
          “Emm.. Sepertinya ini kencan pertama dan terakhir kita.” Jelas namja kemudian memalingkan wajahnya seiring dengan lepasnya pautan tangan itu.
          “Oppa, are you kidding? Joke mu tak lucu.” Tanya yeoja dengan tawa aneh diakhir kalimat.
          “I’m serious. Mianheyo….” Jawab pemilik mata nanar itu seraya meninggalkan yeoja yang masih terpaku di tempatnya.

          Namja itu menaiki motor yang terparkir tak jauh dari tempatnya tadi berada. Dinyalakan mesin motor putihnya dan menancap gas hingga motornya melaju cepat.

          Sedangkan sang yeoja kini terduduk lemas dengan butir-butir bening yang meluncur bebas dikedua pipinya. Isakan kecil memecahkan kesunyian malam.

          Ia tak habis pikir, apa sebab ucapan namjanya tadi. Ucapan yang tersirat pernyataan yang ia sendiri tak menginginkannya. Ia masih bingung, bukankah tadi namja itu terlihat senang bersamanya.

          Malam ini guraian air mata menemaninya yang masih terjaga. Sesakan dada masih terasa. Sungguh, ini sama sekali tak terbesit olehnya.

          Dengan wajah basah yang membenam dalam bantal terus mangalirkan kesedihanya yang mendalam. Kesedihan yang memenuhi rongga hatinya. Semuannya masih terasa seperti mimpi baginya.

ooOOOoo


          “Chakhaman, NaNa-ya!” seorang yeoja berseragam melambaikan tangan kanannya. Sedang yeoja yang ia sebut NaNa masih tak menjawab hanya menghentikan langkahnya.

          “Ya! Kenapa wajahmu kusut begitu? Ah, lihat matamu sudah seperti zombie. Jalanmu juga sudah seperti mayat hidup. Kekekeke…”

          NaNa masih tak bergeming. Bibirnya masih terkatup rapat. Menempelkan bagian atas dan bawah benda merah ranumnya itu.

          “Ya! NaNa-ya! Kenapa diam saja? Wajahmu tampak sedih sekali. Seharusnya saat ini kau sudah heboh. Bukankah kemarin kau berkencan dengan SiWon?Tapi, kenapa…” kalimatnya terputus karena NaNa memeluknya.

          “HyeRim-ya… hikss.. hiikss…” NaNa mulai menangis lagi. Hingga seragam biru yeoja yang bernama HyeRim tersebut basah karna ulahnya.

           HyeRim merasa yankin kalau ada yang salah dengan kencan sahabatnya. Walau dia sendiri masih mencoba menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi. HyeRim masih diam. Dia menepuk lembut punggung NaNa. Mencoba membagi kekuatannya agar NaNa tegar.

          Selang sepuluh menit sudah tak terdengar isakan lagi dari bibir tipis NaNa. Hanya nafasnya yang belum normal kembali. HyeRim mencoba berbicara selembut mungkin agar tangis NaNa tak pecah lagi.

          “NaNa-ya… Jika kau ingin bercerita, aku akan mendengarkannya” lirih HyeRim.
          “HyeRim-ya, memang apa salahku hingga ia memutuskanku?”
          “Jeongmal? Kau berguraukan?”
          “Aniyo… Nan sigaghae. Dia mengatakan ini tepat didepanku. Nan silmangieyo!”

ooOOOoo


          Hari-hari NaNa terasa suram baginya. Dia merasa sangat kehilangan. Entah ia bisa ceria seperti dulu lagi atau tidak. Dia masih mengharapkan namja itu. Namja pertama yang berhasil meraih hatinya.

          Tak ada lagi senyum bahagia. Tak ada lagi keceriaan diwajahnya. Yang ada hanya wajah yang muram dan suram. Seperti rumah tua yang ditinggal penghuninya hingga tak terurus.

          Tepat seminggu setelah kejadian yang membawa semua kebahagiaannya. NaNa mendapatkan kenyataan yang tak kalah mengejutkan dari namja yang masih mengendap dalam relungnya.

          Namja itu, Choi SiWon tengah duduk dibangku taman dengan seorang yeoja. Membelai rambut pirang yeoja yang tengah menyandarkan kepalanya dibahunya. Terlihat mereka sangat menikmati posisi itu.

          NaNa hanya bisa melihat nanar pemandangan yang semakin melukai hatinya. Matanya sudah memerah. Pandangannya blur dengan air mata yang menggenang dipelupuk mata sembabnya.

ooOOOoo


          “Aku sakit hati. Tapi aku yeoja pabo. Aku sudah disakiti tapi masih mengharapkannya. Padahal aku tau dia sudah bahagia dengan yeoja lain…. Mungkin dulu aku terlalu tulus sayang dengannya. Sehingga sampai sekarang aku belum bisa melupakannya. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, HyeRim-ya….”

          NaNa kembali menangis dalam pelukan HyeRim, sahabat yang selama ini menjadi tempatnya bersandar. Entah sudah berapa kali NaNa menangis lagi. Kedua matanya sudah tak seindah dulu. Akibat dari ‘pekerjaan’nya setelah kejadian itu.

          Kenyataan pahit memang selalu menyakitkan buat kita. Sakit. Hanya satu kata namun sudah bisa mewakili perasaannya. Sakit, ya sakit yang sangat mendalam yang dirasakan NaNa.

          Sakit saat mengingat namja itu. Sakit karna namja itu masih mencuri hatinya. Sakit karna tak bisa melupakan namja yang menyakitinya. Sakit. Sakit. Sakit.

ooOOOoo


          “Jadi, kau benar-benar mencintainya?”
          “Ne, mencintainya. Sangat mencintainya.”
          “Semoga kau tak seperti namja itu. Kalau kau berani menyakitinya, awas kau!”

          Yeoja dan namja itu sedang menyesap minuman di sebuah kafe. Perbincangannya terdengar serius namun santai. Sesekali terdengar gurauan kecil diantara keduanya.

          “Tapi ingat ya, pelan-pelan dulu. Luka dihatinya masih belum mongering sepenuhnya.”
          “Ne, HyeRim-ya. Arraseo. Lagi pula aku ingin dia pelan-pelan melupakan namja gila itu.”
          “Geure, YongHwa-ya. Kuserahkan dia kepadamu. Bantu dia agar cepat melupakan namja itu dihatinya. Hwaiting!”

END

Sudah pernah dipublish in other blog and note FB, tapi di hapus, dan dikumpulkan dalam blog ini..
So, jangan anggap ini hasil plagiat, karena ini murni bikinan Author
Written: @Arakida still on BLING BLING ^^
DON'T COPY THIS POST IN OTHER BLOG OR SITE!!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar