Kamis, 18 Oktober 2012

FANFICTION [SHINee, Super Junior]: Heartbreak -Chapter 2

Tittle          :           Heartbreak
Author       :           Muna Arakida aka HyeRim
Genre        :           Romance, Friendship
Rating        :           G
Length       :           Chapter
Cast          :           Cho HyeMi (OCs)
                             Choi MinHo (SHINee)
                             Park EunJung (OCs)
                             Kim HaNi (OCs)
                             And Other Cast
Desclimer   :           FF ini meluncur dari otakku. Jadi asli BIKINANKU. Dan ini hanya cerita fiksi belaka. NO BASHING here!







          Tahun ajaran baru. Ya, kini yeoja yang telah beranjak dewasa memulai tahun baru sekolahnya hari ini. Setelah masa liburan panjang yang cukup mengistirahatkan tenaga dan pikirannya, hari ini di mulai pelajaran. Mungkin belum efektif.

          “Annyeong haseyo.. Naneun Jang HyeBin. Panggil saja Jang songsaenim. Songsaenim adalah guru sejarah kalian sekaligus wali kelas di kelas ini.” Suara serak basah itu memulai perkenalan dengan senyum diakhir kalimatnya.

          Pelajaranpun di mulai. Semua anak mencoba memperhatikan apa yang sedang di ajarkan. Namun ada sepasang mata yang melihat objek yang tidak seharusnya. HyeMi, yeoja itu hanya memainkan pulpen yang menoreh garis tak beraturan dibuku tulisnya. Kedua mata besarnya melihat sosok namja yang sedang menulis di sebuah buku.

          “MinHo-ah..” gumamnya lirih.

ooOOOoo


          Duk.. duk.. duk.. duk…

          Bola merah kejinggaan itu dengan lincah didrebble dan dengan mudahnya dimasukan ke keranjang yang menempel di sebuah papan. Baju birunya terlihat basah dan mengakibatkan lekuk tubuhnya terlihat jelas.

          Sosok berbadan tegap itu kini berjalan menuju sebuah bangku yang berada di pinggir lapangan yang tampak sepi. Ya, ia hanya sendiri saja di sini.

          “Ini…” sang punya suara memberikan sebotol air mineral.
          “Ah.. gomawo..”

          Dua insan tengah duduk bersama di sebuah bangku hijau. Nampak sekali keakraban yang tercipta. Sesekali terdengar tawa dari keduanya. Namun tak lama hujan turun dengan derasnya.

          Tangan kekar itu menarik tangan putih milik yeoja disampingnya. Langkah kaki mereka menuju sebuah gedung bercat ungu muda yang tak jauh dari lapangan tadi.

          “Hosh..hhh..hh.. gwaenchana?” suara beratnya terdengar terputus-putus.
          “Nan gwaenchana…”

          Keduannya mencari sebuah benda yang bisa menopang tubuh yang sudah kelelahan akibat berlari. Sepertinya mereka cukup beruntung. Bangku kayu panjang telah menunggu mereka.

          “Uh… Kenapa tiba-tiba ada hujan sih.. Deras pula, uhh..”
          “Hahahaha… Sepertinya hujannya menyukaimu..”
          “Ada saja kamu. Mmm.. Bagaimana kita bisa pulang MinHo-ah? Hari sudah semakin gelap.”

          MinHo yang ditanyai malah hanya mengangkat kedua bahunya. Tapi matanya menampakan kejahilan.

          “Kita menginap saja di sini…” goda MinHo pada yeoja yang terlihat terkejut mendengarnya.
          “Ya! Aku tidak mau menginap di sini. Ah,, Bukankah kau membawa motor?”
          “Ne ne… Kajja kita pulang!”

ooOOOoo


          Mentari menyapa penghuni bumi dengan sinarnya yang menghangatkan. Suasana kota masih tampak lenggang. Namun, yeoja bernama HyeMi itu justru tak mau keluar menghangatkan tubuhnya. Ia memilih berkutat dengan laptopnya.

          Matanya menyapu pandangannya di depan benda yang sedang tersambung dengan dunia maya. Dia sedang online dan mengurusi blog pribadinya.

EunJung Belle             : Annyeong Haseyo J
Princess HyeMi            : Annyeong ^^
EunJung Belle             : Naneun EunJung imnida.
Princess HyeMi            : Hi EunJung. HyeMi imnida.
EunJung Belle             : Mmm.. Kamu kenal MinHo?
Princess HyeMi            : Choi MinHo maksudmu?
EunJung Belle             : Ne. Kamu kenal? Sekelas denganmu?
Princess HyeMi            : Ne. Dia teman sekelasku. Waeyo?
EunJung Belle             : Ah, anio. Bagaimana kabarnya?
Princess HyeMi            : Baik-baik saja..
EunJung Belle             : Oh.. syukurlah. Mmm.. Menurutmu dia seperti apa?
Princess HyeMi            : Dia baik, cukup pendiam menurutku.
EunJung Belle             : Pendiam, jinjja?? Hahaha… Menurutmu tampan tidak?
Princess HyeMi            : Ne, dia pendiam menurutku. Mmm.. ne, hehe. Wae?
EunJung Belle             : Pasti banyak yeoja yang suka dengannya.
Princess HyeMi            : Ya begitulah. Ngomong-ngomong, kamu siapanya MinHo?
EunJung Belle             : Oh,, aku yeojachingunya. Mm, bolehkah aku minta nomormu?
Princess HyeMi            : Yeojachingu MinHo? Ah ne, ini 0xxxxxxxx
EunJung Belle             : Ne. Ah, aku harus pergi dulu. Nanti kukirimi pesan. Annyeong…

            Mata HyeMi memerah. Cairan bening menampakan dari sudut matanya. Dan diambil bantal biru yang tergeletak disampingnya. Ditutupinya kedua mata yang basah dengan bantal tersebut.

          “MinHo-ah…” gumaman kecil terdengar ditengah isak tangisnya.

>HyeMi POV

          Yeojachingu? Ternyata ia telah mempunyai yeoja. Tapi, bukankah ia terlihat dekat dengan yeoja itu kemarin sore. Bahkan mereka seperti sepasang kekasih. Argh…

          Padahal kukira ia tak mempunyai yeoja. Padahal aku baru merasakan yang namanya menyukai namja. Tapi kenapa rasa sakit yang kurasakan saat ini. Mungkin memang seharusnya aku tak pernah merasakan cinta kepada seorang namja kalau kutahu akan seperti ini.

          Terasa perih. Perih ini baru pertama untukku. Perih yang begitu aneh menurutku. MinHo-ah… Wae??

          Ddrrrt.. drrttt..

          Kuambil ponsel di atas meja yang tak jauh dari tempat kuberada. Pesan masuk dari nomor yang tak dikenal. Siapa?

          From: 0xxxxxxxx

            Annyeong HyeMi. Ini nomorku. EunJung.

          Rasa perih ini semakin menusukku. Sakit di sini. Dalam dadaku ini, MinHo-ah.. Terasa mengoyak dengan ganas. Sakit MinHo-ah. Kenapa justru aku tau dari yeojamu sendiri MinHo-ah. Dan apa yang harus aku lakukan MinHo-ah.. Aku tak mau terbelenggu dalam pusaran yang rumit ini MinHo-ah..

          Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku ingin mengulang waktu kalau bisa. Mengulang untuk tak melihatmu sebagai namja, Minho-ah.. Aku ingin pergi dari semua ini..

          To: EunJung

            Annyeong EunJung. Ne, aku save ya..

Bip..
Pesan sudah terlanjur terkirim. Ah… Someone, tolong aku. Keluarkan aku dalam hubungan yang seperti ini.

>HyeMi POV end

ooOOOoo


          Disibakkannya rambut coklat yang tergerai indah. Diambilnya handuk yang tergantung rapi. Dan melesatlah kesebuah ruangan bernuansa biru kehijauan itu.

          Basah.. Air yang mengalir cukup deras membasahi rambut ikalnya. Air matanya membaur dengan derasnya air yang berhasil membuat tubuh yang masih berbalut kain putih gading basah.

          Ia luapkan segala rasa sakit yang dirasa telah penuh didadanya. Kenyataan yang harus dihadapinya membuat hatinya lemah. Biasanya ia tak akan mengeluarkan tangisnya. Tapi, ini sudah diluar batas kemampuannya.

          Hanya isakan kecil mulanya namun telah menjadi tangisan keras yang menggema. Namja yang telah ia percaya. Namja yang sangat ia cintai. Namja yang memenuhi rongga hatinya yang tadinya kaku. Namja itu yang membuatnya menjadi yeoja rapuh.

          “MinHo-ah…. Wae? Aku sudah memberimu kepercayaan agar tetap menjaga cinta kita. Tapi kenapa kau menodai kepercayaanku? Wae MinHo-ah? Wae?!! Aaaaaarrghh……………”

ooOOOoo


          “Nado saranghae..”
          “Gomawo HaNi-ah..”

          Baru saja dua orang yang mengenakan seragam itu menjadi sepasang kekasih. Mereka terlihat senang akan status itu. Namja itu memeluk yeoja di depannya kemudian.

>HyeMi POV

          MinHo-ah… Kenapa bisa seperti ini? Kau menyatakan cinta pada yeoja itu? Sakit di sini MinHo-ah.. Dadaku sesak kembali melihat ini MinHo-ah… Entahlah aku ingin sekali berlari dan melepas pelukanmu itu.

          MinHo-ah… Bagaimana dengan yeoja itu? Dia yeojamu MinHo-ah.. Dia mengatakan itu padaku. Dan setelah aku mengorek informasi dari facebook dan twittermu, dia memang yeojamu MinHo-ah.. Kalian mengumbar cinta di sana. Tapi, kenapa kamu menyatakan cinta pada yeoja yang seharusnya tak memelukmu jika tahu yang sebenarnya. Mungkin ia juga tak akan menjawab dengan kata ‘nado’ padamu jika tahu bahwa kau telah memiliki yeoja di sana.

          MinHo-ah.. Kau namja baik kan? Wajahmu tak menampakan bahwa kau namja yang berani menyakiti pasanganmu dengan menduakannya. MinHo-ah…

          Tak kusangka air mata lagi. Segera kuseka dengan kedua mataku. Kaki jenjangku menuju tangga yang menuntunku ke atap gedung sekolah. Hampir saja aku terjatuh ketika berlari menaiki tangga.

          Buliran bening ini tetap saja meluncur bebas di kedua pipiku. Tak kuseka dengan segera. Karna percuma saja, pipiku pasti akan basah lagi. Lagi pula tak ada orang di sini.

          Dddrt.. ddrrrtt….

          From: Eunjung

            HyeMi-ah. Aku sakit HyeMi-ah. Sudah tiga hari ini. Aku punya firasat buruk tentang hubunganku dengan MinHo. Ponselnya selalu tak aktif jika aku menghubunginya. Hyemi-ah, mau kah kamu membantuku? Tolong cari tahu tentang MinHo. Apakah firasatku benar atau tidak. Kumohon. Mianhe merepotkanmu HyeMi-ah. Gomawo.

          Semakin deras cairan bening ini keluar. Setelah membaca pesan EunJung, kurasakan sakit yang lebih. Oh, God. Aku harus bagaimana? Aku ingin sekali memberi tahunya. Tapi, aku tak mau menyakitinya. Dia sedang sakit katanya.

          Oh… Seseorang.. Adakah yang mau menolongku. Katakan padanya bahwa firasat itu tepat sasaran. Oh.. Aku ingin menumpahkan segalanya.. Tapi kenapa masih berasa sesak di sini.

          JongHyun-ah.. jika kau masih ada di sini, pasti kau akan membantuku. Aku tahu itu. Tapi kita tak akan bisa bertemu. JongHyun-ah… Kau sahabatku kan.. Tapi sayang, Tuhan lebih menyayangimu.

          KyuHyun oppa.. Kenapa kau meninggalkanku sendirian di sini. Aku ingin curhat padamu seperti yang biasa kita lakukan dulu. Aku tidak mungkin mengatakan ini pada umma dan appa. Kau tahu kan appa dan umma pergi ke New York untuk mengurusi pekerjaan yang membuat kita diterlantarkan seperti tak punya orang tua di bumi ini. Oppa, aku sudah mencoba memberi tahu umma dan appa tentang kepergianmu, tapi apa yang mereka lakukan. Mereka tak menghiraukannya.

          Argh…..
          Aku ingin pergi dari sini. Menghilang seperti ditelan bumi. Menghapus semua kenangan yang menyakitkan ini. Menghilangkan identitas yang melekat dan menyakitkan ini.

          Tak terasa semburat jingga telah menemaniku kini. Aku harap songsaenim tak marah aku meninggalkan semua pelajaran hari ini. Terlalu sakit jika aku harus melihatnya apa lagi bertemu dengannya.

          Tubuhku terasa kaku. Susah sekali rasanya untuk digerakan. Sepertinya aku butuh perenggangan sebentar.

          “HyeMi-ah!! Kau kah itu?”

          Suara itu. Kuhentikan aktifitas yang sedang kulakukan. Diam tak bergeming. Aku cukup takut untuk membalikkan badan. Takut jika akan ada air mata. Takut jika rasa sesak itu kembali.

          “HyeMi-ah?” terasa bahuku disentuh.

          Kumohon God, rubah ini menjadi halusinasi semata. Rubah kalau bisa. Kumohon… Aku tak mau jika ini kenyataan. Atau rubahlah ini menjadi mimpiku saja..

          “HyeMi-ah? Gwaenchana?”

          Kurasakan tubuhku diputar oleh kedua tangan besarnya. Tapi aku menutup mata. Tak mau jika memang ini kenyataan. Tak mau jika aku melihatnya saat ini.

          “HyeMi-ah? Wae?”

          God.. Sepertinya kau ingin memberikan bom atom lagi di hatiku. Oh, harus bagaimana?

          “Ah, anio. Nan gwaenchana.”

          Kuberanikan mengeluarkan suaraku. Walau terdengar parau saat ini. Namun mataku masih saja terpejam.

          “Wae? Kenapa matamu masih tertutup?”

          Degh..
          Detakan di dada masih berpacu cepat. Temponya menambah saat aku mencoba membuka mataku. Wajah itu. Jarak kami.

          “Aa.. Ani..”

          Langsung saja kumundurkan wajahku. Kupalingkan pandangan ke arah bawah. Tak berani menatapnya. Sungguh. Apalagi dengan jarak seperti itu.

          “Oh ya, kenapa kau tak masuk kelas tadi? Songsaenim menyuruhku untuk mencarimu. Ternyata kau di sini.”

          “I..ii..itu… Kepalaku tadi sangat pusing jadi… jadi aku tidak masuk…”

          Bohong. Aku berbohong. Ah, kenapa aku jadi yeoja pembohong sekarang. Ah, wae?

          “Kenapa ke sini. Seharusnya kau ke UKS. Apakah sekarang masih pusing?”

          Sejak kapan kau perhatian seperti itu MinHo-ah? Apakah itu kau lakukan kepada semua yeoja yang kau temui? Jangan lihat aku MinHo-ah.. Seharusnya tetap seperti biasanya saja, tak menganggapku.. MinHo-ah…..

          “Ah.. Di sini lebih nyaman.. Ah, sudah mulai hilang sekarang…”

          … tapi mulai pusing lagi karna kedatanganmu yang seperti ini. Karna sikapmu padaku. Wae MinHo-ah? Wae kamu jadi seperti ini??

          “Syukurlah.. Oh, ya, aku disuruh songsaenim untuk mengajarimu les Bahasa Inggris. Han songsaenim sedang ada keperluan, jadi aku yang menggantikannya.

          Mwo?? Ah.. Sedang kenapa diriku. Mendapatkan masalah yang rumit dan bertubi-tubi. Aku tak ingin melihatmu, tapi harus melihatmu. Bersamamu pula. MinHo-ah….

>HyeRim POV end

ooOOOoo


          Yeoja itu melihat jam tangan yang terpasang manis di lengan kirinya. Sudah satu jam dia duduk di bangku di sudut sebuah café. Cappucino-nya yang tadi menyembulkan asap kini terlihat kosong. Asap itu sudah tak tampak. Tapi isinya masih penuh.

          “Ya! MinHo-ah, kenapa lama sekali? Ponselmu juga tak aktif. Seharusnya tak usah mengajakku makan malam kalau seperti ini.”

          Yeoja itu mengomel entah pada siapa. Karna sekarang ia hanya sendiri dimeja itu. Make-upnya terlihat tak seindah tadi saat ia baru duduk di bangku itu.

          Tak selang lama, ia meneguk cappuccino-nya dengan cepat hingga tak tersisa. Sepertinya emosinya menaik. Karna setelah itu, ia melesat keluar melewati pintu café berwarna hijau maroon.

          Langkah kakinya semakin memburu. Yang jelas tujuannya adalah halte bus yang terletak tak jauh dari café tadi. Sepatunya yang tinggi tak membuatnya mengurangi kecepatan langkahnya.

          Dihempaskannya tubuh berbalut dress hijau muda selutut di bangku halte yang kosong. Sendiri. Ponselnya bergetar menandakan ada pesan.

          From:   My Chagi^^

            Mianhe chagi. Ponselku tadi low. Mian juga aku tak bisa datang. Aku harus mengantar ummaku ke Busan. Mianhe chagi,, jeongmal mianhe.. :*

          ‘Huhh.. Kenapa harus low ponselmu. Tapi seharusnya kan kau memberitahuku lewat telpon rumah agar aku tak menjadi lumut di sana.’

          Jari-jarinya lincah dilayar touchscreen ponsel merah muda. Tak butuh waktu lima dua menit ia mengakhiri pekerjaan tadi. Memasukan ponsel itu ke dalam tas yang sedari tadi dipangkunya.

          Matanya menjelajahi setiap hal yang ia lihat di sekitarnya. Karna ia sudah mulai bosan menunggu bus yang telah sepuluh menit ia tunggu, diambilnya headphone yang tersimpan di benda yang dipangkunya.

          Lantunan music mellow kembali menenangkan perasaanya yang sedari tadi tak jelas. Namun tiba-tiba manik matanya berhenti disatu titik. Tak butuh waktu lama, genangan air telah menanti di pelupuk matanya.

          “MinHo-ah…”

ooOOOoo


Bagaimana nasib EunJung?? Bagaimana juga dengan rasa sesak yang HyeMi rasakan?? Lalu apa yang dilihat HaNi? Di halte? Dan sebenarnya siapa cinta MinHo sesungguhnya???

~~TBC~~


Sudah pernah dipublish in other blog and note FB, tapi di hapus, dan dikumpulkan dalam blog ini..
So, jangan anggap ini hasil plagiat, karena ini murni bikinan Author
Written: @Arakida still on BLING BLING ^^
DON'T COPY THIS POST IN OTHER BLOG OR SITE!!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar